Sebenarnya tidak terlalu excited dengan Negara yang satu ini, karena katanya mirip banget dengan "Jakarta" apalagi traffic-nya.
Ternyata, selain kemacetan yang suka terjadi di sini Bangkok juga memiliki kesamaan lainnya dengan Indonesia yakni transportasinya yang sulit. Terbukti di hari pertama berada di Bangkok, untuk menempuh pasar Chatuchak kami berempat harus jalan sekitar setengah jam dari hotel untuk menggunakan BTS (Bangkok Sky Train) dan harus menggunakan transportasi bus lainnya untuk sampai di depan Chatuchak. Lalu karena merasa terlalu effort, kamipun memilih untuk naik taksi menuju Chatuchak.
We had fun in here, actually. Karena di setiap tempat yang baru akan selalu ada pelajaran-pelajaran baru yang bisa kita peroleh. Dan pelajaran penting yang kita peroleh di Bangkok di hari ketiga adalah: "Keep your personal belongings safe" ketika kalian berada dimana saja dan kapan saja.
Pertama Kami berempat menyetop Taksi di Siam Paragon (salah satu Mall yang ada di Bangkok).
Kedua Teman saya Dhika, duduk di depan tepat disebelah supir sedangkan saya dan dua teman lainnya berada di jok belakang
Ketiga Saat pick-up taksi ini tidak ingin argonya dinyalakan, dia menawarkan sejumlah Bath menuju ke tujuan yang kami minta yakni ke Chao Praya Princess Cruise. Kamipun mengiyakan tanpa mencurigai supir tersebut.
Keempat Sesampainya di River City Shopping Centre, tempat di mana Chao Praya Princess Cruise berada Dhika yang duduk di depan meminta uang kepada kami yang ada di belakang karena uang di dompetnya tidak cukup.
Kelima Setelah memberikan uang kepada Dhika dan kepada supir kamipun turun, tas terbuka dan dompet tidak ditemukan di dalam tas. Berusaha untuk mencari di jok depan taksi and it lost, ketika supir diminta untuk menepi si supir malah ngebut. Saya, merasa panik dan kesal mengejar supir tersebut dengan... berlari. Dan seperti yang kalian tau pasti hasilnya nihil dong. Supir vs Pelari amatir.
Sekilas supir taksi ini mencurigakan, dari tawarannya untuk menjual tiket masuk di beberapa tempat yang ada di Bangkok dan gerak geriknya pada detik terakhir Dhika kehilangan dompetnya. Tapi, namanya juga naas dan buka rezeki yasudahlah diikhlasin aja.
![]() |
Ada larangan memotret, terpaksa motret buat bukti lapor ke polisi setempat |
Nah, dari Siam Paragon kamipun berjalan ke arah kantor polisi yang sudah ditunjuk oleh Mbak-mbak yang ada di bagian informasi
yang
![]() |
Nah ini dia no plat Taksi Sopir yang membawa kabur seisi dompet temen saya ini |
![]() |
Kantor Polisi Pathum Wan |
Moral of story dari perjalanan kali ini adalah; banyak-banyaklah berfoto selfie, apalagi jika grup travelling kalian isinya orang yang cuek semua. Jadi kalo ada apa-apa kaya kejadian ini, bisa tau kan jam berapa naik taksi tersebut dan kemudian bisa dicocokin deh di CCTV terkait.
Dan untungnya lagi, kalau pake handphone saya saat ini tanggal dan jam juga dicantumkan dan sangat membantu sekali saat kami semua tidak mengingat waktunya dengan tepat. Alhamdulillah, semesta juga mendukung pencarian kami ini.
Nah, sewaktu berada di kantor Polisi kemarin, kami juga diberikan surat pelaporan dengan tulisan keritingnya Thailand. Ini gimana bacanya Gaessss? :|
![]() |
Ini adalah foto sesaat sebelum kami menaikin Taksi dengan Sopir yang diduga mencuri dompet Dhika |
- Selalu hapal wajah atau foto nama dan nomor taksi yang kalian naiki, seramah apapun supir tersebut.
- Jangan bawa dompet terlalu besar dan jangan pernah punya tas yang warnanya senada dengan dompet. Bahaayaaa!! Karena pelaku kejahatan akan lebih mudah memanipulasi gerak geriknya.
- Jangan pernah percaya keramahtamahan penduduk setempat, soalnya kita ga tau apa yang akan terjadi beberapa jam kemudian.
- Aktifitas Selfie perlu banget, kebetulan setiap foto yang dicapture dan masuk di Gallery akan memunculkan 'waktu' serta 'tanggal' di saat kejadian. Itu yang membantu kami saat petugas taksi menanyakan pukul berapa kami masuk ke dalam taksi tersebut.
- Please banget selalu gunakan Uber atau Grab Taxi di Thailand. Akan lebih aman karena supir-supir dari Uber dan Grab Taxi itu biasanya lebih terlatih dan well educated, selain itu mudah dilacak melalui perusahaan mereka.
When We Were in Bangkok
Reviewed by oanggieo
on
Desember 06, 2015
Rating:

Tidak ada komentar:
Posting Komentar