Judul yang seharusnya adalah: AKU RINDU TANAH KELAHIRANKU, Kota Medan.
Medan kota besar yang nyatanya kecil (daripada Jakarta sih), yang selalu menawarkan kemudahan. Mau kerja mudah, lapangan pekerjaan terbuka lebar, hanya saja tidak banyak yang sesuai dengan passion masing-masing, sehingga beberapa pemuda-pemudinya memilih untuk mengejar passionnya ke luar kota Medan. Kemudahan lainnya adalah ritme dalam beraktivitas disana juga lebih santai, bener-bener cocok untuk para penikmat zona aman, kompetisi ada namun tidak terlalu mendominasi.
Penduduk Medan terutama saya, sangat dimanjakan oleh kuliner yang bercitarasa tinggi, yang bumbunya pas di lidah. Sebut saja sebuah warung kwe-tiau bernama "warung Desi" disekitaran Jalan Krakatau. Sayang, kalo lagi pulang kampung dan kangen dengan masakannya Desi warung ini malah suka tutup soalnya bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri (biasanya dia libur seminggu). Sate padang Ajo di Jalan Perniagaan deket Lapangan Merdeka juga jadi inceran disaat pulang kampung, daging sapi aslinya, bumbunya kripik pedasnya (pagi-pagi bikin ngiler). Belom lagi nyobain eskrim buatan home made-nya Tip Top di sekitaran Jalan Ahmad Yani. Arggh, Medan emang paling bisa bikin saya lupa diri kalo soal makan-makanan.
Hanya, selain banyak kuliner, Medan juga juga banyak kenangan *eyaak*, orang-orang di masa lalu, kisah-kisah masa lalu.
Meski banyak perubahan, Medan tetaplah menjadi kampung halaman. Meski akan ditinggalkan lama :)
Apa kabar kampus USU, jalanan di Setiabudi, Krakatau, Cut Nyak Dien, dan tempat paling istimewa Suratman. Doakan saya berkunjung kesana secepatnya.
Apa Kabar Medan? - #10
Reviewed by oanggieo
on
Januari 10, 2013
Rating:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar